Sulitnya Patuh pada Aturan

Tidak semua memang manusia di negeri ini yang tidak bisa diatur. Namun kebanyakan, yang kita temui sehari~hari, manusia di negeri ini sepertinya sangat sulit menaati aturan yang sudah ada. Baik aturan yang dibuat manusia, maupun aturan Tuhan. Heran kadang melihat tingkah laku manusia seperti itu.

Saya sendiri menyadari ada dibagian manusia yang saya sebutkan tadi. Namun, saya masih bisa mengerti dan memahami aturan. Manusia di negeri ini senang yang namanya melanggar aturan. Malah ada anekdot yang terlontar bahwa "aturan dibuat untuk dilanggar". Itu sebabnya, melihat wajah kesemrawutan, ketidakteraturan sangat mudah diamat di negeri ini.

Baik yang sederhana aturan berlalu~lintas, aturan di sekolah di larang menyontek, aturan hukum yang berlaku, serta aturan~aturan lain yang sifatnya mengatur untuk ketertiban bersama kerap dilanggar segelintir orang, atau bahkan dilakukan oleh banyak orang.

Latar belakang saya menulis diatas, karena kesal lihat tingkah laku laki~laki seumuran 30 tahunan (lewat) saat perjalanan menggunakan kereta api kelas ekonomi ac, dari Jakarta ~ Surabaya. Tepat dimana saya duduk ada tertulis "Mohon Perhatian". Di sana tertulis aturan yang harus dipatuhi penumpang kereta agar tercipta ketertiban dan kenyamanan bersama. Salah satu aturannya adalah dilarang merokok, di dalam kereta. Tetapi kenyataannya masih saja manusia yang tidak tertib, yaitu laki~laki yang saya sebut di atas. Dia berdiri di bordes, sambil mengepulkan asap rokoknya, sembari "clingak~clinguk" seperti kucing~kucingan dengan petugas keamanan kereta. Ingin rasanya menoyor kepala manusia macam begini.

Saya masih memaklumi kalau ybs itu buta, katarak, tuli, atau cacat yang membuat ybs tidak tahu akan aturan yang ada. Kenyataan laki~laki ini normal, tapi tetap saja asyik merokok. Padahal sebelumnya sudah ada pemberitahuan melalui pengeras suara, bahwa dilarang merokok di dalam kereta, apabila melanggar akan diturunkan di stasiun terdekat. Mungkin himbauan dan sanksi ini yang "ompong" sehingga tidak membuat takut manusia~manusia yang "cacat" itu. Itu hanya baru contoh ketidaktertiban manusia di negeri ini.

Apa yang dilakukan manusia macam tadi, harus jadi pelajaran buat saya pribadi, dan juga manusia yang lain. Taatilah aturan yang ada, bagaimana pun aturan dibuat bukan untuk dilanggar melainkan untuk menciptakan kenyamanan bersama. Abaikan lah keinginan pribadi sesaat untuk kepentingan bersama. Kalau anda abaikan, lebih baik hidup lah antisosial. Budayakan hidup patuh pada aturan, untuk kenyamanan bersama. Semoga demikian. Cpr

Posting Komentar

0 Komentar