Spakbor Tak Taat Guna

Musim hujan telah tiba, hujan bisa datang kapan saja, begitu pun dengan yang namanya banjir atau genangan air di jalan sudah pasti jadi 'teman'. Wajar saja, kondisi jalanan yang ada di Indonesia ini sudah bukan jadi rahasia lagi kalau banyak lubang atau banyak yang bergelombang. Hal ini yang membuat genangan air ketika hujan datang.
Bagi bikers, genangan air di badan jalan ini bisa sangat mengganggu dalam berkendara. Seperti, membuat motor jadi kotor, kemudian belum lagi cipratan air dapat mengganggu pandangan bahkan juga membuat badan kita terciprat air tersebut.
Pada sepeda motor, masing-masing pabrikan memang membuat bagian pelindung untuk melindungi dari cipratan air, dikenal dengan nama spakbor, yang letaknya ada di sisi atas ban depan dan ban belakang. Untuk spakbor depan sih biasanya tidak ada masalah. Nah, untuk spakbor belakang yang tampaknya pembuatannya tidak taat guna.
Saya terkadang merasa aneh saja, begitu hebatnya profesor pabrikan motor-motor merk ternama yang sangat cerdasnya menciptakan teknologi baru untuk kenyamanan serta peningkatan performa motor yang handal, tidak mampu mendesain spakbor yang taat guna. Mereka berpikir spakbor yang ada sekarang pada motor-motor produksi mereka sudah taat guna. Saya menduga, sebenarnya motor produksi mereka hanya cocok dipergunakan di medan kering, tanpa air.
Saya berpikir demikian dengan alasan merasa terganggu dengan cipratan air dari motor lain yang melintas di depan saya ketika jalan dalam kondisi basah atau tergenang air. Bahkan mungkin saya juga akan mengganggu orang lain di belakang saya karena cipratan air dari motor saya. Cipratan air dari ban tidak sepenuhnya dapat ditampung atau dihalau oleh spakbor yang ada. Akhirnya cipratan air dari ban yang tak tertampung terlempar ke belakang, memberi efek cipratan air ke kendaraan di belakangnya. Efek yang terjadi ini jelas mengganggu, mengganggu pandangan ke depan, kemudian mengotori pakaian kita apabila kita menggunakan jas hujan atau jaket. Kasus yang sering terjadi baju yang kita kenakan sering terkena noda bintik yang mengerak akibat cipratan air tersebut.
Coba saja amati motor-motor pabrikan yang beredar di pasaran, semuanya tampak sama, spakbor yang ada hanya berfungsi sebagai penghias belaka, manfaat dari spakbor yang ada sepertinya hanya setengah-setengah. Kenapa tidak mendesain spakbor yang lebih bermanfaat, sehingga mengurangi efek cipratan air ke belakang.
Memang cipratan air ke belakang itu punya jarak jangkauan kurang lebih dua meter ke belakang. Namun, cobalah untuk berpikir realisistis, apabila setiap kendaraan dalam hal ini motor menyediakan jarak sebesar itu, berapa meter persegi badan jalan yang harus dihabiskan, sedangkan kenyataannya sekarang jumlah luas badan jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan. Efek cipratan itu mau tidak mau pasti akan dialami bikers, utamanya saat akan mendahului, atau akan menyalip silang dari sisi kiri ke kanan atau sebaliknya.
Kondisi berkendara di jalan tidak dapat diprediksi, berkendara di jalan ya mengikuti arus lalu lintas yang terjadi, tidak bisa kita hanya terus menunggu di belakang kendaraan lain, atau kalau memang harus menyalip ya kita harus menyalip. Semua itu tidak dapat diprediksi, sehingga jangan sampai efek cipratan air itu mengganggu kenyamanan berkendara.
Saya cukup senang ketika berkendara di belakang motor skuter Italia. Ukuran diameter ban mereka (motor skuter Italia) memang lebih kecil dari motor-motor kebanyakan sehinggga kalau efek cipratan terjadi, cipratan air ke belakang tidak terlalu mengganggu. Meskipun tidak terlalu mengganggu, biasanya motor skuter tersebut dijual pula part pelindung cipratan air yang ditempatkan dispakbor yang ada, modelnya seperti spakbor yang ada di truk atau bis, sehingga efek cipratan airnya tidak terlalu ekstrim mengganggu kenyamanan pengendara di belakangnya. Hal seperti ini seharusnya bisa jadi masukan untuk profesor dari motor-motor pabrikan yang ada sekarang ini, sehingga efek cipratan ketika kondisi jalan basah atau banjir bisa diminimalisir.
Saya bisa memaklumi pada spakbor motor-motor bergenre sport, apalagi motor sport ber-cc besar. Pemasangan spakbor yang kelewat besar malah akan mengurangi sisi futuristik motor tersebut. Hal itu bisa saya maklumi, kenapa?  Karena di jalanan terutama di Indonesia, penggunaan motor sport terutama yang ber-cc besar sangatlah jarang, jadi efek cipratannya jarang-jarang sekali mengganggu.
Yah, semoga pada produksi motor mendatang, hal ini bisa dijadikan masukan, agar dapat dibuat desain spatbor yang tepat guna. Jadi efek cipratan air bisa diminimalisir. Semoga demikian. Cpr.

Posting Komentar

0 Komentar