Natal Sebuah Kontroversi

Natal, Christmass, X-Mass menjadi sebuah perayaan hari raya yang dirayakan sebagaian besar umat Kristiani di berbagai belahan dunia. Bagi orang dengan kepercayaan lain yang selalu menetapkan kepercayaan berdasarkan bukti dan data otentik tentang suatu perayaan, pasti akan mempertanyakan alasan pelaksanaan perayaan yang dilakukan umat Kristiani ini. Bagi mereka yang tidak mengimani apa yang umat Kristiani selalu berpikir atas dasar logika berpikir manusia.

Jujur pada awalnya ketika saya diberi pertanyaan, "Apakah benar, Yesus lahir pada tanggal 25 Desember?" Saya tidak mampu menjawabnya. Buat saya, kapan Yesus lahir, tepat tanggal, hari, bulan dan tahunnya itu tidak terlalu penting. Yang saya percaya adalah bahwa Dia Putra Allah yang menjadi manusia, diutusNya ke dunia pada berabad-abad lalu, 20oo tahun yang lalu. Itu kepercayaan yang saya yakini sejak lahir dan hingga sekarang. Toh bila ada yang mempertanyakan hal-hal detail semacam itu tidaklah membuat saya pusing karenanya. Saya percaya Dia datang untuk umatNya, untuk memberi pesan cinta kasih dan damai selalu, karena itu bentuk cinta Tuhan kepada umatNya di dunia.
Membahas soal sumber perayaan natal yang dipermasalahkan banyak orang  bahkan dari pemeluk Kristen sendiri itu saya coba mencari informasinya dari berbagai sumber. Saya coba share singkat di sini bukan maksud mengganggu keyakinan, namun dengan diberikan informasi ini setidaknya semakin mengasah iman kita padaNya.
 
Pada awalnya, perayaan natal ini tidak dilakukan oleh tradisi gereja awal. Perayaan natal ini sebenarnya bukanlah tradisi gereja awal, dan dikatakan bahwa tidak ada catatan khusus pada Kitab Suci bahwa diharuskan untuk melakukan perayaan ini. Perayaan  natal masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad keempat. Perayaan ini awalnya berasal dari upacara adat masyarakat tertentu. Di berbagai tulisan di dunia maya menyebutkan bahwa perayaan  adat ini merupakan perayaan penyembahan berhala, kalau tidak salah dilakukan oleh masyarakat Mesir dalam menyembah Dewa Matahari.  Menurut Kitab Suci, tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan yang merayakan hari kelahiran Yesus. Hanya orang-orang kafir saja seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari kelahirannya dengan persta pora.
|Inilah yang menjadi bahan permasalahan bagi mereka penganut kepercayaan lain yang menganggap pemujaan berhala tetap dilakukan kita (pemeluk Kristen) sampai sekarang, sampai penyebutan "kafir" selalu terlontar.|
Pihak Gereja Katolik Roma memang memastikan hal ini. Memang benar diakui bahwa memang perayaan ini bukan asli tradisi gereja awal. Hal ini berdasarkan informasi yang bersumber  pada Catholic Encyclopedia, edisi 1911, dengan judul “Christmas”. Seperti yang sudah disampaikan di atas sebelumnya, Gereja Kristen Katolik Roma mulai melaksanakan perayaan ini sekitar abad keempat, dan pada abad kelima perayaan ini menjadi perayaan resmi umat Kristen.

Kemudian, permasalahan lain yang bagi mereka (pemeluk kepercayaan lain) adalah bahwa sebenarnya Yesus itu tidak lahir di tanggal 25 Desember. Di sini disajikan fakta bersumber dari Kita Suci, bahwa ada yang tidak cocok dengan pemilihan tanggal itu. Menurut Kita Suci dikisahkan bahwa suasana ketika kelahiran Yesus banyak gembala dengan kawanannya tinggal di padang menjaga kawanan ernak pada waktu malam. Bila Yesus ditetapkan lahir di bulan Desember jelas tidak mungkin, kenapa? Karena di wilayah Yudea setiap bulan itu adalah musim salju dan hawa di sana sangat dingin, sehingga tidak mungkin gembala dan kawananannya ada di padang rumput, mereka dipastikan akan mati kedinginan. Biasanya mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil.
|Inilah yang dijadikan permasalahan soal tanggal 25 Desember dianggap tidak cocok bagi mereka untuk dirayakan hari lahir seseorang tetapi tidak jelas kapan lahirnya.|
Berdasarkan informasi yang saya peroleh, bahwa tanggal 25 Desember itu merupakan perayaan dari kepercayaan kafir Brumalia sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17-24 Desember) dan perayaan menjelang akhir tahun sert festival menyambut kelahiran matahari baru. Adat kepercayaan Pagan Brumalia dan Saturnalia itu sudah sangat populer di masyarakat. Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan mengubah jiwa dan tata caranya.
Menjelang abad pertama sampai pada abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen. Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dan sangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Kaisar Konstantin tetap merayakan hari “Sunday” sebagai hari kelahiran Dewa Matahari. (Sun = Matahari, Day = Hari – dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu).
Ada lagi hal yang menyebabkan perbedaan perayaan natal antara Kristen Katolik Roma dengan Kristen Syiria dan Armenia. Masyarakat Kristen Syiria dan Armenia merayakan natal pada tanggal 6 Januari. Anggapan muncul bahwa Kristen Roma mengubah tanggal itu karena Kristen Roma ingin merayakan hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi.
|Inilah yang menyebabkan adanya perbedaan tanggal perayaan natal antara umat Kristen Katolik Roma dan Kristen pada umumnya dengan Kristen Syiria dan Armenia.|

Hal lain yang dipermasalahkan oeh orang dengan kepercayaan lain adalah soal simbol pohon natal yang selalu ada setiap perayaaan natal. Ini alasan awal bagi mereka yang berpendapat begitu.
Menurut cerita Kitab Suci, dulu ada sebuah bangsa yang melakukan pemurtatad terhadap Tuhan, bangsa itu adalah bangsa Babilonia. Sampai pada akhirnya bangsa Babilonia ini dihukum Tuhan hancur lebur. Hal murtad yang diajarkan oleh bangsa Babilon kala itu adalah bahwa penguasa Babilon yang bernama Nimrod mengawini ibunya sendiri. Hingga akhirnya Nimrod mati, istri dan sekaligus ibu dari Nimrod ini tetap menganggap roh Nimrod tetap hidup. Di simbolkan dengan adanya pohon evergreen. Evergreen tumbuh dari sebatang kayu yang mati. Nimrod selalu hadir di pohon evergreen ini dan meninggalkan bingkisan yang diantungkan di ranting-ranting pohon itu. Tanggal 25 Desember merupakan hari kelahiran Nimrod. Dan inilah yang dipakai hingga sekarang, pohon evergreen menjadi pohon natal.
|Inilah yang dipermasalahkan menyoal penggunaan simbol pohonn natal pada setiap perayaan natal.| 

Masih banyak catatan-catatan yang menganggap perayaan natal yang selama ini dilakukan merupakan sebuah kontroversi, dan merupakan sebuah perayaan kafir yang tak perlu dilakukan, bahkan sudah melanggar aturan yang diajarkan dalam Kitab Suci. 
Tetapi sekali lagi, untuk saya pribadi hal ini bukan menjadi masalah berarti. Saya percaya akan Kristus Yesus Putra Allah yang Diutus Bapa untuk memperbaiki hubungan manusia dengan penciptaNya. Hubungan yang selama ini manusia rusak dengan menganggap Tuhan lebih rendah daripada yang lain. Dengan Kristus yang turun mengajarkan apa yang baik yang seharusnya diperbuat untuk Bapa nya di surga, pencipta segala sesuatu yang ada di dunia. Dialah Tuhan yang berkuasa terhadap segala yang hidup dan mati, segala yang terlihat dan tidak kelihatan.
Yesus datang ke dunia bukan melanjutkan adat apa yang sudah ada, Yesus mengajarkan cara yang baik dan benar bagaimana mengimani Tuhan. Kalau kita membaca kisah perjalanan Yesus, banyak hal-hal adat yang Yesus tentang, yang terpenting adalah bukan adat yang dilakukan tetapi adalah inti atau makna baik yang terkandung dalam setiap adat atau perayaan yang dilakukan. Menjaga hubungan baik yang vertikal kepada Tuhan Sang Pecipta dan menjaga hubungan yang horizontal terhadap sesama. Itulah inti yang Yesus ajarkan dengan datang ke dunia menjadi dalam rupa bayi mungil. Yesus mencoba ikut dalam penderitaan manusia, untuk mengajarkan kita bagaimana sebaiknya mengimani Tuhan Sang Pencipta. Itulah inti makna dari apa yang saya imani. Itulah pegangan hidup saya.
Yesus pernah bersabda agar umatnya menjadi Terang dan Garam Dunia. Itulah yang coba diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kedatangan Yesus ditandai oleh bintang timur, yang membawa tiga orang majus ke kandang kanak-kanak Yesus. Yesus adalah simbol terang, agar tingkah laku kita umatnya bisa meneringai kegelapan yang ada di sekitar kita, jadilah baik dan berguna bagi sesama, itulah esensi terang.
Pada paparan sanggahan menyoal perayaan natal disampaikan bahwa yang kita rayakan adalah penyembahan terhadap dewa matahari. Bukan itu yang kita perhatikan. Simbol matahari adalah sumber cahaya kita di dunia, matahari menyinari dunia sepanjang waktu tanpa lelah. Nah, filosofi matahari itulah yang hendaknya kita lakukan. Matahari selalu jadi simbol terang, karena kegelapan malam akan sirna dengan terbitnya matahari. Seperti buku yang dibuat R. A. Kartini "Habis gelap terbitlah terang.". Itulah sebernarnya inti dari perayaan yang setiap tahun saya lakukan.
Sekarang bagi mereka yang punya pemikiran seperti di atas yang sudah dipaparkan silakan saja. Pemikiran Allah tidak selalu bisa dijelaskan dengan logika pemikiran manusia. Allah selalu punya segala sesuatu yang baik untuk umatNya. Amin. "Selamat Natal" Cpr.

Sumber :
Informasi diperoleh dari berbagai sumber Google

Posting Komentar

0 Komentar