Belang Akhirnya Melahirkan Hari ini


Belang adalah nama kucing peliharaan ku. Pada postingan sebelumnya saya sempat menuliskan kalau si belang ini sedang mengandung. Pada hari ini tanggal 29 Desember 2012, belang pun melahirkan. Tidak sangka kalau proses melahirkannya si belang harus merepotkan saya. Saya yang harus berangkat kerja, terpaksa harus mengurus beberapa saat mengikuti proses kelahiran anak-anaknya.
[Sumber : Dokumetasi cocoper6]
Pagi hari di tgl 29/12 si belang mengeong-ngeong saja dari luar kamar saya. Pagi itu sekitar pukul 6 pagi, saya kira itu hal biasa, tanda kalau mereka lapar. Tapi tetap saja mengeong, saya tidak menggubrisnya sampai saya keluar kamar sekitar pukul 8 pagi. Ketika saya keluar kamar saya lihat si belang sudah tiduran di depan pintu kamar sambil ditemani si orange. Saya lihat dipantatnya ada sesuatu yang akan keluar. Saat itu juga saya langsung berpikir bahwa belang akan melahirkan. Bingung saya, karena ketika saya keluar kamar, si belang pun mengikuti saya kemana saya melangkah. Saya bingung untuk mencari tempat persalinan, karena tidak mungkin bersalin di atas lantai, bagaimana dengan cairan dan darah saat lahiran? Nah ketika saya mencari tempat untuk itu, si belang malah ikut saya turun, dengan kondisi akan melahirkan malah berlari-lari mengikuti kemana saya pergi, padahal saya hanya ingin mengambil kota keranjang sebagai wadah dia melahirkan. Karena dia sudah mau persalinan tetap berjalan, akhirnya cairan ketuban kucingnya menetes kemana-mana.
Baru setelah saya ambil keranjangnya, si belang saya suruh masuk, belang pun akhirnya masuk dan bersalin di sana. Awalnya masih gelisah tidak tenang, saya elus-elus aja kepalanya, hingga akhirnya dia kontraksi dan proses kelahiran berjalan. Saya tidak mengikuti proses kelahiran hingga usai, ketika anak yang ketiga saya tinggal karena saya harus berangkat ke kantor.
Anak kucing yang terlahir itu saya bingung berapa jumlahnya, saya sempat menghitung lima ekor, tetapi kata teman satu kos saya bilang hanya empat ekor. Sudahlah, mau berapa itu, yang riilnya saja ada empat ekor. Yang saya heran warna bulu anak-anaknya semuanya belang. Pada awalnya saya menduga si orange yang menghamili si belang, ternyata dugaan saya salah, anaknya berwarna belang semua. Sehingga dugaan lain muncul bahwa si belang ini dihamili si kucing pejantan pincang yang jadi ayah si kancil.
Kucing-kucing kecil ini masih sangat kecil, matanya belum bisa melek, hanya bisa menggeliat. Nah, yang saya aneh, biasanya anak kucin gitu langsung reflek ketika baru lahir langsung mencari air susu induknya, namun keempat anak kucing ini tidak. Mereka seperti meraba-raba tetapi tampak kesulitan sekali menemukan puting susu induknya, padahal anak kucing sudah punya naluri untuk itu meskipun ketika baru dilahirkan matanya masih buta.
Hal lain yang saya anggap parah adalah sifat dari si belang ini. Si belang ini menurut saya masih terlalu muda untuk jadi induk kucing. Karena jiwa keibuan sebagai seekor induk kucing sepertinya kurang. Selepas melahirkan seharusnya kan induk kucing menyusui anak-anaknya dan terus menjaga anaknya, tapi tidak dengan si belang. Belang malah kerap meninggalkan anaknya begitu saja, terutama ketika belang mengetahui keberadaan saya. Kalau saya datang, pasti deh anaknya ditinggal dan pergi mengikuti kemana saya pergi.
Wajar, belang dan orange ini sudah mengenal saya, karena saya yang setiap hari memberi makan. Jadi kedua kucing ini sudah sangat mengenal keberadaan saya. Bahkan ketika saya baru datang membuka pagar kosan, atau saya panggil “meng… meng” mereka langsung datang, meskipun mereka lagi tidur langsung bangun dan mengampiri saya. Mungkin sifat manja dan ketergantungan pada saya itu yang membuat sifat keduanya masih kekanak-kanakan seperti anak kucing. Tapi memang kalau dilihat umurnya yang masih menginjak bulan ketujuh saya anggap umur pertumbuhan kucing masih muda.
Saya menduga umur anak-anak kucing ini tidak akan lama, pasti hanya seekor saja yang mampu bertahan. Yah, kita lihat nanti saja bagaimana. Soal nama saya belum berikan nama, karena kan umurnya saja belum bisa diprediksi, mungkin kalau sudah bisa berdiri dan berjalan baru saya beri nama untuk mereka.
Oh iya, ada lagi yang saya salut, si orange ini masih tetap menemani si belang. Orange selalu berada di sekitar belang, entah menemani atau bagaimana, tetapi hubungan mereka sejak kecil hingga diumur memasuki tujuh bulan hubungan mereka masih akrab, semoga demikian sampai mereka besar nanti. Selamat belang. Cpr.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Hari ini saya dapat kabar dari teman kosan saya, kalau salah satu anak kucing si belang akhirnya mati. Karena memang dari awal salah satu anak kucing itu seperti lumpuh, anak kucing yang mati ini kesulitan meraih air susu induknya. Meski sudah dibantu instingnya untuk meraih air susu induknya tidaklah peka. Akhirnya hari ini matim dan dikubur di tanah di halaman belakang kosan. Berarti masih tersisa tiga ekor. Saya saat ini posisi sedang pulang kampung, jadi entahlah suplai makanan untuk kedua kucing belang dan orange diperoleh dari mana. Ya sudah saatnya mereka memulai untuk mandiri.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6