Ini edisi ketiga catatan jarak saya. Kali ini saya mencatat beberapa jarak tertentu yang saya tempuh beberapa hari ini. Tidak banyak memang, karena kalau terlalu banyak nanti saat ingin posting jadi bingung, jadi dicicil saja dulu. Berikut informasinya dan ulasannya :
Asal – Tujuan | Rute | Jarak |
Nol – SPBU Pancoran (Seberang Bank INA/ Pancoran Bussines Park) | Nol-LA-TB-Psr.Minggu-SPBU Pancoran | 16,8 km |
Nol – Gd. SMESCO UKM Gatsu | Nol-LA-TB-Psr.Minggu-Pancoran-Gatot Subroto- Parkir B2 SMESCO | 18,1 km |
Gd. SMESCO UKM Gatsu - Nol | SMESCO-Trans Corp-Mampang-Buncit-Pejaten-Psr.Minggu-TB-LA-Depok-Nol | 19,4 km |
Nol – Seminari Wacana Bhakti, Pejaten | Nol-LA-TB-Ragunan-Warung Jati-arah Mampang-Pejaten (arah Kemang)-Seminari Wacana Bhakti | 14,6 km |
Nol – Grj. Katolik St. Ignatius Loyola | Nol-LA-TB-Psr.Minggu-Pancoran-Sutomo-Saharjo-Minangkabau-Manggarai-Sultan Agung-(kanan, arah ke monas) Grj. St. Ignatius Loyola | 22,1 km |
Nol – Sta. Gambir | Nol-LA-TB-Psr.Minggu-Pancoran-Sutomo-Saharjo-Minangkabau-Manggarai-Sultan Agung-(kanan, arah ke monas)-Cik Diktiro-Tugu Tani-Sta. Gambir | 25,3 km |
Nol – Seberang Istana Negara | Nol-LA-TB-Psr.Minggu-Pancoran-Sutomo-Saharjo-Minangkabau-Manggarai-Sultan Agung-(kanan, arah ke monas)-Cik Diktiro-Tugu Tani-Sta. Gambir-Medan Merdeka Utara-(seberang) Istana Negara | 26,7 km |
Nol – Rukan Red Top, Pecenongan | Nol-LA-TB-Psr.Minggu-Pancoran-Sutomo-Saharjo-Minangkabau-Manggarai-Sultan Agung-(kanan, arah ke monas)-Cik Diktiro-Tugu Tani-Sta. Gambir-Medan Merdeka Utara-(seberang) Istana Negara-Majapahit-Juanda-Pecenongan-Rukan Red Top | 28,4 km |
Pecenongan (dpn Verena) - Nol | Pecenongan-Juanda-(puter balik)-Veteran-Veteran III-Medan Merdeka Utara-Medan Merdeka Barat-Medan Merdeka Selatan-Ridwan Rais-Tugu Tani-Menteng Raya-Cut Mutia-Taman Menteng-Kuningan-Mampang-Buncit-Pejaten-Psr.Minggu-TB-LA-Depok-Nol | 30,9 km |
Ket :
Nol = Titik berangkat dari Yahya Nuh “Yulimar”
TB = Sta. Tanjung Barat
LA = Sta. Lenteng Agung
Cukup banyak yang harus saya catat kali ini. Soalnya saya anggap tempat-tempat itu penting buat saya, karena saya sering melalui jalur-jalur tersebut. Jadi saya anggap perlu untuk menyimpannya sebagai dokumentasi perjalanan saya di rumah virtual saya ini.
Oh ya, mengenai rute dari Nol menuju Seminari Wacana Bhakti, untuk menuju perempatan Ragunan saya tidak melewati jalan tikus seperti biasa. Jadi setelah Sta. Tj. Barat saya, di bawah fly over TB Simatupang ambil kiri, masuk sisi Tol TB. Simatupang menuju perempatan Ragunan. Untuk selanjutnya mengikuti rute normal bila saya mau ke Blok M yakni via Pejaten lalu Kemang. Seminari ini sudah lama saya cari, ternyata saya baru sadar kalau hampir tiap hari saya melewatinya. Saya tahu seminari ini dari seorang ibu yang menyekolahkan anaknya di sana, sekolah frater begitu katanya.
Mengenai rute Nol menuju Gedung SMESCO UKM di Gatot Subroto Kav. 94, Jakarta Selatan saya memakai rute Pasar Minggu-Pancoran. Jarak 18,1 kilometer itu dihitung dari titik nol yakni “Yulimar” sampai parkir basement Gd. SMESCO, tepatnya lantai B2. Dan untuk sebaliknya arah pulang saya memakai rute via Mampang dan memang akhirnya kembali via Pasar Minggu juga. Untuk arah pulang saya hitung jaraknya mulai dari halaman Gd. SMESCO sampai titik nol “Yulimar”, membutuhkan jarak lebih jauh 1,3 kilometer. Tapi buat saya masih wajar, kelebihan jarak itu untuk ongkos putar balik. Wajar saja jalan di Jakarta ini cukup lebar dan untuk memutar arah saja harus memakan jarak yang relatif jauh.
Oh ya, dari perjalanan kali ini saya juga menemukan tempat baru, yaitu Gereja Katolik Santo Ignatius Loyola. Wajar saja, mencari gereja Katolik di Jakarta pasti akan sangat bingung kalau tidak tahu arah. Oleh karena itu, berhubung saya menemukannya saya catat, agar tidak lupa.
Rute jarak lainnya saya catat ketika saya menuju daerah Pecenongan. Ini juga daerah yang baru saya lalui. Saya pun baru tahu, di sini dijadikan pusat kuliner, terlihat dari gapura besi yang ditanam melintas jalan tersebut, tertulis demikian. Kata ‘pecenongan’ sering saya dengar ketika menyatap nasi uduk khas ‘pecenongan’. Dan ternyata di sinilah asal nama tersebut. Patokan mudah mengenai daerah ini adalah lokasinya dekat dengan Sekretariat Kabinet RI, atau bisa menuju sekitar Monas, atau Jalan Majapahit, Harmoni. Kalau sudah di sana, tanya orang pun pasti bisa menunjukkannya. Kalau saya, perjalanan kali ini berbekal peta, sehingga tidak sulit menemukannya, meskipun awalnya sempat bertanya pada teman via sms, tentang patokannya. Maklum, kan ada pepatah “malu bertanya sesat di jalan”. Jadi bagi yang tidak ingin bingung bertanyalah, tapi kalau senang bingung dicoba dulu cari, kalau bingung juga ya tanya saja deh, nanti ngabisin bensin.
Selebihnya bisa dilihat di tabel, atau kalau bingung baca postingan ini ya dikomentari saja, nanti saya coba jelaskan, maklum masih belajar. Sampai jumpa di rute-rute edisi berikutnya, bersama saya (Coper) dan my Vega. Cpr.
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6