Harga Beras Mulai Naik : Tren Kenaikan Diprediksi Akan Terus Berlanjut (KOMPAS)


Harga Beras Mulai naik
Tren Kenaikan Diprediksi Akan Terus Berlanjut

JAKARTA, KOMPAS – Memasuki minggu kedua bulan Mei, harga beras mulai menunjukkan tren kenaikan. Tren tersebut diperkirakan akan terus berlanjut seiring dengan berkurangnya areal panen. Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Perdagangan berupaya meningkatkan sistem distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit dengan mengintensifkan koordinasi dengan pemerintah daerah.

Berdasarkan pantauan Kementerian Perdagangan, harga beras rata-rata nasional untuk kualitas medium minggu II-Mei tercatat Rp 7.033 per kilogram, atau naik 0,02 persen dibandingkan minggu I-Mei. Pada minggu I-Mei, harga beras masih menunjukkan tren kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Harga beras rata-rata nasional mencapai level tertinggi pada bulan Februari, yakni Rp 7.432 per kilogram. Harga beras tertinggi saat ini terjadi di Manokwari sebesar Rp 10.000 per kg, sementara terendah terjadi di Mataram, yakni sebesar Rp 5.500 per kg.
“Minggu II ini menjadi awal kenaikan harga beras. Kenaikannya memang masih sangat kecil, tetapi tren kenaikan bisa terus berlanjut karena panen mulai berkurang,” kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar saat memaparkan perkembangan harga kebutuhan pokok di Jakarta, Jumat (20/5).
Penurunan stok beras akibat berkurangnya pasokan mulai terasa di Pasar Induk Beras Cipinang. Per 18 Mei, stok beras tercatat 25.163 ton (cukup untuk memenuhi kebutuhan DKI Jakarta selama 8 hari). Stok rata-rata bulan Mei turun 32,56 persen dibandingkan stok pada periode sama tahun 2010.
Menurut Mahendra, tren harga beras tersebut berlawanan dengan harga komoditas pangan lain yang masih bergerak turun. Harga minyak goreng, misalnya, tercatat Rp 10.182 per kg atau turun 0,16 persen dibandingkan minggu I-Mei.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga, lanjutnya, Kemendag akan fokus pada distribusi pasokan. Distribusi yang buruk turut menyumbang kenaikan harga beras. “Koordinasi dengan daerah akan kami intensifkan, supaya stok antardaerah tidak jomplang,” katanya.
Di tempat terpisah, Menteri Pertanian Suswono mengatakan ada tren kenaikan harga beras belakangan ini setelah sebelumnya pernah turun. Tren peningkatan harga beras itu karena panen padi yang tak berlangsung serentak sehingga harga beras tidak sampai tertekan sebelumnya.
Lebih tinggi
Sementara itu, tahun ini Perum Bulog harus menyediakan stok beras sebanyak 3,5 juta ton. Sebanyak 2,5 ton diperoleh dari kontrak public service obligation (PSO) dan 1 juta ton lagi dari pembelian komersial. Sampai dengan tanggal 12 Mei, realisasi PSO mencapai 900.000 ton, sementara untuk komersial berkisar 84.000 ton.
“Harga beras di pasaran masih tinggi, melebih harga pembelian pemerintah. Akibatnya, Perum Bulog sulit menyerap beras petani. Panen yang terjadi juga tidak merata. Meski begitu, kami masih yakin target penyerapan beras bisa tercapai,” kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso. (ENY/MAS)

(Dituliskan kembali, sumber Kompas, 21 Mei 2011, Rubrik Ekonomi, Halaman 18)

Posting Komentar

0 Komentar