Ibadat Komuni dan Misa

Secara sepintas bagi awam termasuk saya sendiri awalnya melihat dua istilah ini sepertinya sama saja. Sebenarnya adalah berbeda, saya mencoba cari tahu dan ada sedikit pencerahan dari suatu halaman web indocell.net/yesaya oleh Romo P. Thomas Richstatter, O.F.M., S.T.D., yang diterjemahkan juga oleh indocell.net/yesaya. Juga ada informasi yang saya peroleh dari buku Pendidikan Liturgi untuk Anak SD : Yuk, Bersama-sama Merayakan Ekaristi! oleh romo E. Martasudjita, Pr, yang saya peroleh dari buku online. Cuma link terkaitnya tidak sempat saya copy-paste, hanya daftar pustakanya saja yang ditampilkan.
Ibadat Komuni secara contoh dapat digambarkan sebagai berikut. Di sebuah paroki, suatu ketika di hari itu tidak ada imam. Ada rekan pastoral, seorang suster yang akhirnya memimpin Ibadat Komuni. Suster itu menyatukan jemaat dengan Tanda Salib dan sebuah doa. Kemudian salah satu jemaat membacakan bacaan-bacaan Kitab Suci yang diperuntukkan bagi Misa pada hari itu. Suster lalu memanjatkan doa mengucap syukur kepada Kritus atas anugerah Ekaristi. Semua jemaat mendaraskan Doa Bapa Kami. Sesudahnya suster kemudian membagikan Komuni Kudus dengan hosti yang telah dikonsekrasikan dalam Misa sebelumnya, yang diambil dari tabernakel. Kemudian setelah pembagian Komuni itu, suster menutup ibadat dengan sebuah doa.
Sedangkan Misa itu sendiri digambarkan seperti ini yang saya baca, dicontohkan sebuah perjamuan Syukur di rumah nenek. Apa yang kita lakukan bila kita pergi ke rumah nenek untuk acara Syukuran. Pertama, kita semua berkumpul sebagai satu keluarga. Kedua, kita berbicara, kita duduk di ruang tamu dan saling bercerita. Kita saling menceritakan apa-apa saja yang terjadi sejak pertemuan terakhir kita. Ketika tiba waktu bersantap, kita pergi ke meja. Ketiga, waktu dimana kita bersantap makanan dan segala hidangan yang dikeluarkan dari dapur. Kemudian kita mengucapkan syukur dan kemudian kita mengedarkan makanan dan minum. Kita dipuaskan oleh santapan Sykuran. Keempat, kita kemudian mengucapkan selamat tinggal dan kembali ke rumah masing-masing. Ekaristi mempunyai keempat struktur yang sama, yaitu pertama berkumpul; kedua, bercerita; ketiga berbagi santapan; dan keempat pengutusan. Pada bagian ketiga terdapat bagian penting yakni persiapan persembahan, kemudian Doa Syukur Agung dan Ritus Komuni.
Misa dan Ekaristi, keduanya sama. Dua kata itu boleh digunakan. Kata Misa untuk mementingkan bahwa kita diutus untuk membawa kasih Tuhan yang dialami saat Perayaan Ekaristi. Kasih Tuhan kita bawa kepada sesama dalam hidup kita sehari-hari. Sedangkan kata Perayaan Ekaristi untuk mementingkan apa yang kita rayakan yaitu pujian atau syukur. Kita bersyukur karena Tuhan telah menebus kita dan membebaskan kita dari dosa dan maut dengan cara wafat dan bangkit dari wafat.
Dalam Ibadat Komuni, ketika kita dipanggil berkumpul bersama oleh seseorang yang tidak diberi wewenang untuk berbicara “atas nama gereja”, kita berkumul sebagai umat sederajat. Ekaristi menjadikan Gereja dengan suatu cara yang tidak dimiliki Ibadat Komuni. Inilah perbedaan yang sangat tidak kentara, namun sangat penting.

Sumber :
indocell.net/yesaya diakses tanggal 22 April 2011
Martasudjita, Pr, E. 2006. Pendidikan Liturgi untuk Anak SD : Yuk, Bersama-sama Merayakan Ekaristi!. Yogyakarta : Kanisius

Posting Komentar

0 Komentar