Seputar Oli Motor


Kendaraan baru / motor baru (kurang dari tiga tahun) direkomendasikan menggunakan oli dengan tingkat kekentalan minimum  SAE 10W sebab seluruh komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga sangat sulit untuk dimasuki oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Kandungan aditif dalam oli, akan membuat lampisan film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start (mesin dihidupkan). Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang pada saat penggantian oli.
Tingkat kekentalan oli atau viscosity-grade adalah ukuran kekentalan dan kemampuan pelumas untuk mengalir pada temperatur tertentu Seperti Kode pengenal oli adalah berupa huruf SAE (Society of Otomotive Engginer). Selanjutnya angka yang mengikuti dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut. Contoh SAE 40 atau SAE 15W-50, semakin besar angka yang mengikuti kode oli menandakan semakin kental oli tersebut. Sedangkan huruf W yang terdapat di belakang angka awal, merupakan singkatan dari winter.
Seperti contoh  SAE 15W-50 artinya oli tersebut memiliki tingkat kekentalan SAE 15 untuk kondisi suhu dingin dan SAE 50 pada kondisi panas. Dengan kondisi seperti ini, oli akan memberikan perlindungan optimal pada saat mesin start atau kondisi ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal, idealnya oli akan berkerja pada kisaran angka kekentalan 40-50 menurut standar SAE.
Mutu oli ditunjukkan oleh kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti tingkatan huruf dibelakangnya. Contoh API: SL, kode S (spark) menandakan pelumas untuk bensin. Kode huruf kedua L, menunjukkan mutu oli. Semakin mendekati huruf Z mutu oli semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern. Berikut beberapa rekomendasi kode mutu oli untuk kendaraan menurut tahun produksinya, yaitu :
  • SF/SG/SH untuk jenis kendaraan produksi 1980-1996
  • SJ untuk jenis kendaraan produksi 1996-2001
  • SL untuk jenis kendaraan produksi 2001-2004
Memilih kualitas pelumas yang cocok, kita dapat mengacu pada API Service, JASO (Japanesse Automotive Standard Association), ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d’ Automobiles), DIN (Deutsche Industrie Norm), dan standard lainnya yang dikeluarkan oleh lembaga independen industri pelumas internasional.

Oli Mineral dan Synthetic
Semua oli baik mineral maupun synthetic sama-sama memiliki standar API-nya. Oli mineral biasanya dibuat dari penyulingan, sedangkan oli synthetic dibuat dari campuran kimia, bahan tersebut biasanya PAO (Poly Alpha Olefin). Jadi oli mineral API: SL kualitasnya tidak sama dengan oli synthetic API: SL.
Oli synthetic direkomendasikan untuk mesin berteknologi baru (seperti turbo, supercharger, dohc, dsb), juga untuk mesin yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing), dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana hanya oli synthetic yang mampu melapisi dan mengalir sempurna. Oli synthetic tidak direkomendasikan untuk mesin yang berteknologi lama, dimana celah celah antar part/logam biasanya sangat besar/renggang sehingga bila menggunakan oli synthetic biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk ke dalam ruang pembakaran sehingga oli cepat habis dan kenalpot ngebul. Berikut ini kelebihan oli synthetic dibandingkan dengan oli mineral :
  • Lebih stabil pada temperatur tinggi
  • Mengontrol/mencegah endapan karbon pada mesin
  • Sirkulasi lebih lancar pada saat start pagi hari/cuaca dingin
  • Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang menyebabkan kerusakan dan keausan mesin
  • Tahan terhadap perubahan/oksidasi sehinga lebih tanhan lama, ekonomis dan efisien
  • Mengurangi gesekan, menambah tenaga dan mesin lebih dingin
  • Mengandung deterjen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak
Mesin yang diproduksi diatas tahun 2001 disarankan untuk menggunakan oli synthetic maupun semi-synthetic (campuran dengan oli mineral) atau fully-synthetic. Untuk kendaraan yang dipergunakan sehari-hari cukup menggunakan semi-synthetic. Untuk mesin motor produksi tahun 2001 keatas disarankan untuk memilih mutu  oli API: SG keatas, misal API: SH atau API: SJ atau API: SL. Dengan tingkat kekentalan oli misalnya SAE 20W-50 atau SAE 10W-40.  Berikut beberapa jenis merek oli mineral yang ada dipasaran :
·         Sprinta 2000: SAE 20W-50, API: SG
·         Evalube 4T : SAE 20W-50, API: SF
·         Mesran Super : SAE 20W-50, API: SG
·         Enduro 4T : SAE 20W-50, API: SG
·         Penzoil Motorcyle 4T : SAE 20W-50, API: SF
·         Repsol Moto 4T : 15W-50

Note :
Oli untuk motor sampai saat ini belum yang berkode API: SL. Oli motor synthetic hampir semuanya API: SJ, kalau oli mineral baru API: SG atau API: SH.

Berikut beberapa tips prosedur mencoba oli baru :
  1. Sebelum ganti oli, bersihkan saluran bahan bakar dan kerak yang mungkin ada pada mesin. Bisa menggunakan carburator cleaner yang dituang ke tangki (misalnya merek STP). Lakukan tiga hari sebelum ganti oli dan motor dipakai seperti biasa dan kalau bisa kecepatan agak tinggi untuk membersihkan saluran bahan bakar dan endapan karbon
  2. Ganti dengan oli baru yang sesuai (disarankan yang memiliki standard JASO MA) termasuk filter olinya.
  3. Lakukan penggantian pada saat mesin panas, agar oli lama dapat keluar semua.
  4. Coba pakai selamai seminggu, ada perubahan tidak? Kalau tidak ada berarti olinya tidak cocok.

Note :
Perubahannya : suara mesin jadi lebih halus, tarikan lebih ringan, tenaga lebih mantab.

Sumber :

Posting Komentar

0 Komentar